.

Menu
  • Home
  • About
  • Kontak
  • Sitemap
  • Dropmenu
    • Sub Menu 1
    • Sub Menu 2
    • Sub Menu 3
  • Error Page
  • Static Page

test

onet solution December 29, 2018 CB Blogger Indonesia

test

onet solution December 29, 2018 Add Comment
test
Read More

Dahua Technology, produsen dan pemasok produk-produk surveillance terkemuka yang berkantor pusat di Hangzhou, Tiongkok, mengumumkan peluncuran XVR, sebuah recorder video (DVR) penta-brid.
XVR Dahua merupakan sebuah DVR yang dapat menyiarkan 4 tipe kamera analog sebaik kamera IP. DVR ini menawarkan kompatibilitas dan fleksibilitas storage.
Penta-brid
XVR Dahua adalah DVR HD baru yang berbasis open struktur industri terkemuka untuk kompatibilitas dengan beberapa teknologi akses. Alat ini adalah solusi yang sempurna untuk memperbarui sistem kamrea CCTV yang sudah ada. XVR mendukung 4 tipe siaran utama kamera analog yang ada di pasaran, tidak hanya kamera CVBS (analog), tapi juga HDCVI, AHD dan TVI, sebaik kamera IP. Selain itu XVR dapat mengenali format kamera secara otomatis termasuk kamera Dahua dan kamera pihak ketiga. Pengoperasian yang dapat dilakukan dengan plug & playmembuatnya lebih user friendly. Semua fitur tersebut membuat XVR menjadi sebuah DVR Penta-brid yang sesungguhnya.
Kompatibilitas
POC (Power over Coaxial) membantu XVR menyederhanakan konstruksi kabel jaringan pengguna, memudahkan dalam pemasangan kabel dan menguntungkan bagi para penggunanya. Selain itu, pengguna dapat merubah tipe channel video pada menu OSD atau HDCVI UTC Controller.
Performa tinggi
XVR Dahua mengusung desain baru dengan kipas yang tidak berisik. XVR menggunakan Codec Smart H.264+ untuk menghemat bandwidthdan storage hingga 50%. Pembaruan komponen elektronik power dan perlindungan interface-nya telah meningkatkan kualitas XVR yang berhubungan dengan anti-crosstalk, anti-ESD, dan anti-surge.
https://www.indosecuritysystem.com

onet solution December 16, 2018 CB Blogger Indonesia
XVR Dahua

XVR Dahua

onet solution December 16, 2018 Add Comment
Dahua Technology, produsen dan pemasok produk-produk  surveillance  terkemuka yang berkantor pusat di Hangzhou, Tiongkok, mengumumkan pelun...
Read More



Apa itu Server Virtualisation / Virtualisasi Server?

virtualisasi merupakan pembagian server fisik menjadi beberapa virtual server yang lebih kecil dengan tujuan untuk mengoptimalkan penggunaan resource server fisik.  Dalam virtualisasi server , resource dari server fisik disembunyikan dari user pengguna virtual server, dan hanya admin yang bisa melihat resource asli dari server fisik.
Virtualisasi server menggunakan Hypervisor yang digunakan  untuk membagi resource server fisik kedalam banyak Virtual environment atau yang sering disebut Virtual Private Server (VPS),Guests,Instance,Container atau Emulation.
Dalam sebuah server fisik bisa dibuat banyak virtual server,VPS,host dengan spesifikasi hardware yang bisa ditentukan (asal tidak melebihi resource fisik) mulai dari jumlah core CPU,RAM,Network Interface,Storage,BIOS dll , dengna menggunakan teknologi virtualisasi resource server fisik  dapat dimanfaatkan secara optimal karena kita bisa menginstall beberapa sistem operasi yang akan dikonfigurasi menjadi server sesuai kebutuhan tanpa membeli hardware baru.

Teknologi Virtualisasi

Untuk mendukung implementasi virtualisasi server , CPU dari sebuah server harus mendukung teknologi virtualisasi, tetapi tidak usa kuatir karena hardware saat ini sudah mendukung teknologi virtualisasi hankan untuk komputer biasa pun sudah mendukung teknilogi virtualisasi.
Dalam teknologi virtualisasi sebuah server dipecah kedalam virtual environment , dan setiap virtual environment dapat diinstall sistem operasi yang berbeda dari sistem operasi server fisik atau sistem operasi dari virtual environment lain nya. Ketiaka Virtual environment berjalan dia tidak tau tentang resource yang digunakan sehingga dalam teknologi virtualisasi diperlukan sebuah Hypervisor yang mengkoordinasi komunikasi dan instruksi antara virtual environment dengan resource fisik / psical resource. Hypervisor inilah yang dipegang oleh administrator dari sebuah server yang mengimplementasikan teknologi virtualisasi untuk mengatur virtual environment.
Ada 2 jenis Hypervisor dalam dunia virtualisasi saat ini :

  1. Hypervisor Type 1 (Bare Metal Hypervisor)
    Dikatakan Bare Metal hypervisor karena hypervisor ini mengakses langsung hardaware fisik tanpa bantuan sistem operasi, dan biasnaya untuk menggunakan hypervisor type 1 kita harus menginstall hypervisor sebagai sistem operasi (Bukan diinstall dalam sistem operasi).
    Contoh  Hypervisor Type 1  diantaranya : KVM , Red hat Enterprise Virtualisation (RHEV),XEN/Citrix XenServer,Hyper-V,VMware vSphere/ESXi
  2. Hypervisor Type 2 (Hosted Hypervisor)
    Jenis Hypervisor ini memerlukan sistem operasi untuk berjalan, karena jenis hyper visor ini berjalan diatas sistem operasi.
    Contoh Hypervisor Type 2 diantaranya : VMware Work station , VMware Player ,Virtual Box

Performance Virtual Server

Menggunakan teknologi virtualisasi pada server akan mempunyai performa yang tidak jauh berbeda dengan diinstall langsung pada server fisik (99%) dengan catatan virtual environment(VE) tidak mengalami bottle neck yang menyebabkan performa VE jelek. Analisa kebutuhan spek dan type hardware sangat mempengaruhi kompatibilitas dari performa virtual environment yang akan dibangun.
Penggunaan virtual server harus sebelumnya dilakukan analisa kebutuhan resource berdasar beban yang akan dikerjakan oleh server, karena virtual server mempunyai batasan performa dan masalah teknis lain  jika ingin digunakan dalam server dengan beban /komptasi yang komplex.Dengan kata lain jika kamu mempunyai server fisik dengan kapasitas besar, dan kamu ingin membuat misalnya “cloud server” untuk internal perusahaan yang memerlukan resource yang sedikit maka baiknya dibuat virtualisasi agar server fisik bisa dimanfaat kan secara optimal untuk kebutuhan server lain dengan membagi server fisik kedalam beberapa virtual environment.
Penggunaan virtualisasi server pada kelas enterprise harus dikerjakan oleh ahlinya, karena virtualisasi perlu analisa ,trial dan error untuk mendapatkan virtual server dengan performa terbaik. Setiap aplikasi yang berjalan diatas virtual environment akan mempunyai performa yang berbeda dengan aplikasi lain nya, sehingga kamu tidak bisa membandingkan performa 2 aplikasi yang berbeda yang berjalan diatas virtual environment. Setiap Hypervisor yang dikembangkan oleh berbagai macam vendor teknologi virtualisasi pasti mempunyai performa yang berbeda jadi baiknya konsultasi kepada ahlinya untuk memilih hardware yang diperlukan dan vendor hypervisor yang akan dipilih.

Jenis dan Tipe Virtualisasi

Pembagian berikut ini  berdasarkan hasil akhir dari penerapan teknologi virtualisasi, walau dalam prakteknya akan sangat komplek dan hampir mirip dalam konfigurasi.Untuk saat ini implementasi virtualisasi dalam dunia komputer  dapat dikategorikan sebagai berikut :
  1. Virtualisasi Server
    Adalah penggunaan teknologi virtualisasi dengan tujuan untuk memecah resource fisik server kedalam beberapa  Virtual server yang nantinya akan diinstall berbagai macam sistem operasi sesuai kebutuhan atau bisa juga virtual server ini dijual /disewakan oleh pihak hosting .
    Kita sering mendengarnya dengan istilah VPS(Virtual Private Server) hosting.

  1. Virtualisasi Desktop
    Virtualisasi desktop merupakan teknologi software yang memisahkan desktop environment dan aplikasi desktop yang terinstall dengan resource fisik ketika desktop diakses oleh user.
    virtualisasi desktop biasanya digunakan bebarengan dengan virtualisasi aplikasi dan user provile  management systems atau sekarang lebih dikenal dengan “Virtualisasi User” dimana dalam 1 komputer bisa diakses oleh ratusan user dalam 1 waktu tanpa mengganggu user lain nya. Virtualisasi user atau desktop bisa diakses menggunakan remote desktop atau menggunakan cloud interface /browser sehingga lebih flexible.

  1. Virtualisasi Aplikasi
    Virtualisasi aplikasi memungkinkan kita untuk menjalankan sebuah aplikasi tanpa harus menginstall aplikasi tersebut bahkan bisa menjalankan nya secara remote dengan menggunakan web interface atau cloud interface. Pada dasarnya aplikasi akan dibungkus kedalam sebuah runtime environment (seperti virtual machine) dan ketika aplikasi dijalankan aplikasi tersebut berjalan diatas virtual environment yang telah di bundle bersamanya yang menjadikan aplikasi menjadi portable. Virtual environment akan berjalan diatas sistem operasi dan aplikasi berjalan diatas virtual environment sehingga aplikasi benar-benar terisolasi dari OS fisik.

    Ada beberapa pilihan/metode akses user  ke virtual aplikasi antara lain :
    -User mengakses  virtual aplikasi yang telah diintegrasikan dengan webserver melelui web browser atau cloud interface (streaming)
    -User mengkopi aplikasi yang sudah dibundle dengan runtime environment (yang menjadikan aplikasi ini portable tanpa perlu install) dan mengekseskusinya langsung di mesin yang dia miliki/pakai tanpa install dan setting apapun
    Ada beberapa produk yang digunakan untuk membuat Virtualisasi aplikasi antara lain : Microsoft App-V, VMware Thinapp,Symantec Workspace Virtualization,Spoon,Cameyo
  2. Virtualisasi Network
    Virtualisasi network merupakan proses penggabungan network hardware dan software kedalam satu virtual unit(Network Server) yang menyediakan container yang berfungsi seperti halnya perangkat network fisik. virtualisasi network biasanya digunakan oleh developer untuk mengetest sistem dan aplikasi yang sedang dikembangkannya.

  1. Virtualisasi Storage
    Virtualisasi storage menyediakan media penyimpan (storage) yang terisolasi (terpisah dari resource fisik),aman dan mudah dalam fail over dan backup. salah satu contoh implementasi virtualisasi storage yang gampang kita lihat adalah fasilitas cloud storage seperti DropBox dan Google drive yang menyediakan /menyewakan cloud storage bagi pelanggannya dengan menawarkan flexibilitas dimana user bisa mengakses storage kapanpun dan dimanapun.

Keuntungan Menggunakan teknologi Virtualisasi

Semakin berkembangnya tuntutan dunia dalam industri komputer untuk memenuhi kebutuhan manusia dan semakin komplex infrastruktur untuk membangun nya maka teknologi virtualisasi dibuat untuk menyederhanakan kerumitan yang ada. dengan menggunakan virtual environment,konfigurasi server dan infrastruktur jaringan lebih gampang dimanage dan dimonitor. berikut adalah beberapa keuntungan/benefit menggunakan teknologi virtualisasi dalam dunia komputer modern saat ini .
  1. Optimalisasi Server
    jika kita mempunyai server fisik dengan kapasitas besar, sedangkan aplikasi server yang akan kita bangun memerlukan resource yang kecil alangkan baiknya server yang akan kita bangun dimasukan kedalam virtual environment dan mengatur resource VE sesuai dengan kebutuhan aplikasi server yang akan kita bangun, Dengan demikian sisa resource bisa kita manfaatkan untuk membangun server lain diwaktu yang akan datang tanpa harus membeli perangkat baru.
  2. SnapshotVirtual environment mendukung snapshot yang memungkinkan kita untuk mengembalikan virtual environment(VE) ke kondisi saat snapshot diambil jika terjadi kesalahan konfigurasi/Error . Snapshot akan menyimpan kondisi dari VE dan kita bisa merestore kapanpun kita mau.
  3. Migrasi Mudah
    Hypervisor sekarang telah mendukung live migration, dimana kita bisa memindah VE (Server) yang sedang berjalan ke server fisik yang lain tanpa mengalami server down.
  4. Instan Fail Over
    Mayoritas Hypervisor telah mendukung clustering sehingga fail over bisa dilakukan secara instan dan otomatis
  5. Flexible
    Dengan menggunakan teknologi virtual pengelolaan server akan menjadi lebih mudah ketika kita ingin memindah, merubah resource bahkan ketika kita ingin memindahkan server dalam keadaan hidup tanpa mengalami down (Live Migration). Proses penginstallan dan recovery juga tidak memakan waktu yang lama jika terjadi kerusakan /error pada Hypervisor
  6. Hemat Listrik dan Hardware
    Akan sangat berbeda jika kita tidak menggunakan virtualisasi dimana kita menghidupkan banyak server yang masing-masing menggunakan daya sendiri , dengan virtualisasi cukup 1 server besar dan penggunaan resource bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika Resource kurang tidak perlu beli server baru cukup Upgrade part yang perlu diupgrade saja (misal RAM,CPU,Storage)
  7. Memperpanjang masa hidup aplikasi jadul
    Ketika aplikasi jadul sudah tidak bisa berjalan di modern OS saat ini (Misalnya aplikasi DOS) dengan teknologi virtual kita bisa menjalankan aplikasi jadul tersebut diplatform manapun dengan menggunakan virtualisasi desktop atau virtualisasi aplikasi.
  8. Backup dan Recovery Mudah
    Hypervisor menyediakan auto backup untuk setiap container /VE sehingga jika terjadi kerusakan kita bisa merestore backup tersebut ke virtual server yang telah disediakan tanpa harus memakan waktu yang lama, Berbeda sekali jika kita menginstall server pada server fisik yang akan memakan waktu lama untuk mengkonfigurasi ulang jika terjadi kerusakan
  9. Lebih aman
    Jika terjadi kasus server di hack dan data penting dalam server di hapus /dirusak  maka dengan mudah kita untuk mengembalikan nya dengan fasilitas backup-restore. walau hacker telah masuk kedalam sistem tetapi hacker tidak bisa menembus ke resource fisik dari server yang kita kelola maka dengan mudah kita untuk menghapus backdoor dan malware yang ditinggalkannya, ini akan berbeda jika tidak menggunakan virtualisasi ketika server dijebol hacker maka hacker 100% telah menguasai server fisik kita dan akan sangat repot untuk membersihkan nya.
Hampir semua perusahaan dari kelas menengah hingga enterprise menggunakan teknologi virtualisasi untuk membangun server yang lebih aman dan fllexible serta meningkatkan uptime server.Jika masih ada orang dimasa lampau yang menganggap virtualisasi server membuat aplikasinya lemot maka orang tersebut perlu membuka pintu dan memandang dunia yang telah berubah jauh lebih baik dan mudah.

onet solution October 04, 2018 CB Blogger Indonesia
Mengenal Teknologi Virtualisasi Pada Modern Komputer

Mengenal Teknologi Virtualisasi Pada Modern Komputer

onet solution October 04, 2018 Add Comment
Apa itu Server Virtualisation / Virtualisasi Server? virtualisasi merupakan pembagian server fisik menjadi beberapa virtual server yang ...
Read More

Jika kamu bingung harus pilih mana antara Legacy bios dengan UEFI serta pusing memilih sistem partisi antara MBR dan GPT saat kamu menginstall sistem operasi,maka panduan ini sangat cocok untukmu yang pengin tau lebih dalam perbedaan legacy BIOS dan UEFI serta sistem partisi MBR dan GPT.

Mengenal Computer Firmware (Beda Legacy BIOS dan UEFI)

BIOS dan UEFI merupakan jenis firmware p ada komputer sehingga agar kamu bisa memahami perbedaan BIOS dan UEFI kamu harus paham dulu fungsi mendasar dari komputer firmware.
Saat komputer pertama dinyalakan akan terjadi proses booting,dimana semua komponen akan dicek kesiapan nya sebelum masuk/boot ke sistem operasi.Sebuah aplikasi kecil yang tertanan dalam chip ROM (embeded) bekerja secara mandiri mengecek semua modul yang terpasang pada sistem komputer,mulai dari CPU,RAM,GPU,HDD,SSD dan modul lain nya sebelum akhirnya masuk ke sistem operasi.

Aplikasi kecil yang ternam pada chip ROM dan bekerja pertama saat komputer dinyalakan sebagai jembatan antara hardware dengan sistem operasi disebut sebagai FIRMWARE dan lebih dikenal  dengan sebutan BIOS atau UEFI.

Perbedaan Firmware BIOS Legacy dan UEFI

BIOS dan UEFI mempunyai fungsi yang sama namun keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan,mengingat BIOS dan UEFI dilahirkan pada masa yang berbeda.
BIOS- (Basic Input Output System) Merupakan firmware generasi terdahulu yang banyak digunakan oleh komputer IBM atau yang kompatible dengan nya dan menjadi computer firmware terpopuler dan digunakan disemua jenis komputer.Karena perkembangan sistem komputer yang pesat,firmware BIOS tidak bisa lagi digunakan untuk pengembangan sistem komputer modern karena mempunyai limit/batasan kemampuan yang menghambat pengembangan perangkat komputer.
UEFI- Untuk menghilangkan limitasi/batasan/kekurangan jenis firmware lama (BIOS) maka diciptakan lah BIOS versi baru dengan menghilangkan limitasi yang dimiliki BIOS dan peningkatan kemampuan serta fitur.BIOS versi baru ini diberinama UEFI (Unified Extensible Firmware Interface)

Pilih UEFI ketimbang BIOS

Saat artikel ini ditulis,semua komputer sudah menggunakan firmware tipe baru UEFI,namun karena masih dalam masa transisi maka vendor komputer masih menyematkan fitur BIOS Legacy kedalam sistem komputer mereka untuk mendukung hardware tipe lama agar tetap bisa digunakan walau kamu telah menggunakan firmware baru UEFI.
Jadi tidak sebenarnya tidak ada pilihan kamu mau pake BIOS atau UEFI,karena jika kamu beli komputer produk tahun 2014 ++ maka secara otomatis komputermu telah menggunakan firmware tipe baru UEFI hanya saja pada mode firmware masih diberi pilihan antara pure/murni UEFI atau UEFI+Legacy cupport,dimana pada mode legacy support akan didukung fitur-fitur lama seperti drive SATA dengan mode IDE agar windows xp tetap bisa diinstall pada drive SATA,booting dari HDD dengan sistem partisi MBR,dlsb.
Adapun perbedaan fitur /kelebihan UEFI dibandingkan BIOS legacy antara lain:
– UEFI sudah mendukung kapasitas penyimpanan hardisk lebih dari 2 TB, sedangkan pada BIOS maksimal adalah 2 TB.
– UEFI sudah mendukung tipe partisi GPT yang diwajibkan pada saat melakukan instalasi sistem operasi terbaru khususnya Windows 10/Linux, Sedangkan BIOS hanya dapat menjalankan tipe partisi MBR atau Master Boot Record.
– Sudah memungkinkan untuk menggunakan touchpad, mouse, bahkan touchscreen saat berada didalam UEFI, sedangkan pada BIOS hanya menggunakan keyboard.
– Tampilan User Interface pada UEFI sudah jauh lebih menarik dan user friendly dari pada BIOS yang masih menggunakan mode display standar
– Jika kamu menggunakan UEFI + sistem partisi GPT maka kamu lebih mudah mengelola bootloader pad akomputer dengan dualboot/triple boot karena sistem partisi GPT yang hanya disupport oleh UEFI memungkinkan kamu untuk menginstall multiple/banyak bootloader.

Disk Partition Table (Beda Legacy MBR dan GPT)

Sebelum sebuah media storage/drive bisa digunakan oleh sistem operasi (nyimpen data) sebuah drive/storage harus diformat dan ditentukan jenis sistem partisi yang akan digunakan (MBR atau GPT). Sistem partisi ini mudahnya seperti sistem pengelolaan/management sebuah gudang yang begitu luas agar lebih efisien saat digunakan pada proses pengelolaan barang (menyimpan,mengambil,menata,membuan barang),nah sama halnya dengan media storage pada komputer,sebelum digunakan harus diformat dan ditentukan sistem partisi terlebih.
sistem partisi inilah yang akan menjadi acuan perlakuan bagaimana sebuah media storage diperlalukan (management) oleh sistem operasi saat menyimpan dan mengakses sebuah informasi dari sebuah media storage/disk.Saat artikel ini ditulis ada 2 jenis sistem partisi yaitu MBR dan GPT

Perbedaan Legacy MBR Partition table dan  GPT Partition table

Sistem partisi MBR (Master Boot Record) digunaan bersamaan dengan legacy BIOS firmware,sistem partisi MBR mepupakan sistem partisi versi old/terdahulu.Karena sistem partisi MBR mempunyai kekurangan dan tidak bisa digunakan untuk pengembangan hardware komputer yang lebih canggih maka sistem partisi MBR digantikan dengan sistem partisi baru yaitu GPT (GUID Partition Table),sistem partisi GPT muncul bersamaan dengan fimware baru UEFI dan menjadi sistem partisi yang mendukung hardware canggih dijaman modern ini.
Sistem partisi MBR mempunyai kekurangan dan disempurnakan oleh sistem partisi GPT yang lebih maju,berikut beberapa kelebihan sistem partisi GPT dibandingkan dengan MBR:
– MBR hanya mendukung kapasitas penyimpanan/storage hingga 2 TB , sedangkan GPT mampu mendukung hingga 9 ZB.
– MBR hanya dapat dibuat 4 primary partition(kalau pengin lebih harus pakai logical partition), sedangkan pada GPT mampu dibagi menjadi 128 primary partition.
– Pada MBR, informasi mengenai lokasi file system dan lokasi sistem operasi hanya disimpan pada sektor pertama pada hardisk tersebut(master boot record), sedangkan pada GPT dilakukan penyimpanan beberapa kali sebagai cadangan(multiple) untuk mengantisipasi jika informasi utama mengalami kerusakan atau corrupted.
– MBR dapat digunakan untuk menginstall semua sistem operasi kecuali Windows 10, GPT wajib digunakan ketika akan menginstall Windows 10 dan motherboardnya harus mendukung UEFI.

Wajib Pilih sistem partisi GPT Ketimbang MBR

Dari penjelasan diatas pasti kamu uda tau kalau sistem partisi GPT punya banyak kelebihan dan tentunya meminimalisir sistem korup karena index file dibuat redundant dan yang paling penting adalah sistem partisi ini merupakan teknologi baru yang akan terus digunakan kedepan nya dan MBR tidak lagi digunakan,jadi tidak ada alasan untuk beralih menggunakan sistem partisi GPT.
“Merubah sistem partisi dari MBR ke GPT akan menghapus seluruh data pada storage/disk/SSD,jadi backup terlebih dahulu datamu”
sistem partisi GPT sudah bisa kamu gunakan untuk menginstall windows 7 dan versi diatasnya,sedangkan windows XP hanya mendukung sistem partisi MBR

Perbedaan Struktur Prtisi Legacy BIOS dan UEFI

Legacy BIOS- Legacy BIOS dan UEFI mempunyai cara dan tempat tersendiri untuk menaruh bootloader saat kamu menginstall sebuah sistem operasi,bootloader pada firmware BIOS ditempatkan pada MBR (master Boot Record) yaitu pada partisi pertama dan sector pertama pada sebuah HDD dan hanya bisa diinstall 1 bootloader pada sebuah disk dengan sistem BIOS dan MBR.


UEFI- Sedangkan pada sistem firmware UEFI dengan sistem partisi GPT,boot loader sistem operasi ditempatkan pada partisi khusus  (format FAT32 dengan label EFI) yang disebut partisi EFI berukuran 100MB yang biasanya pada partisi ke 2 pada sebuah disk, dengan metode ini dimungkinkan kamu bisa menginstall lebih dari 1 bootloader pada sebuah disk.Saat kamu menginstall lebih dari 1 sistem operasi pada sebuah disk,fitur ini akan sangat berguna karena kamu tidak perlu repot menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk mengatur bootloader,cukup pilih bootloader sistem operasi yang ingin kamu boot pada menu boot order di menu setting BIOS/UEFI.


Disk dengan sistem partisi BIOS hanya bisa diboot pada firmware mode BIOS begitu juga disk dengan sistem partisi UEFI hanya bisa diboot  pada firmware mode UEFI

Cara Merubah Firmware Mode UEFI/UEFI+legacy

Jika komputermu buatan tahun 2014++ sudah dipastikan komputer/laptop mu telah menggunakan UEFI firmware,untuk mengoptimalkan performa sistem operasimu (baik windows/linux) saya sarankan untuk menggunakan full UEFI (gak ada salahnya kan,sekalian install ulang).



onet solution October 04, 2018 CB Blogger Indonesia
Perbedaan Legacy BIOS UEFI serta Sistem Partisi MBR dan GPT

Perbedaan Legacy BIOS UEFI serta Sistem Partisi MBR dan GPT

onet solution October 04, 2018 Add Comment
Jika kamu bingung harus pilih mana antara Legacy bios dengan UEFI serta pusing memilih sistem partisi antara MBR dan GPT saat kamu mengin...
Read More

Ada kalanya server yang ada di jaringan kita perlu bisa diakses dari jaringan publik. Misalnya karena ada karyawan yang bersifat mobile dan harus bisa mengakses data yang ada di server tersebut. Yang kita butuhkan adalah IP publik. Ip publik statis lebih direkomandasikan. Kita bisa saja langsung memasang ip publik ke server kita, maka server tersebut sudah bisa diakses dari internet. Masalahnya adalah bagaimana jika kita hanya memiliki satu ip publik, bagaimana dengan komputer lain yang juga harus terkoneksi dengan internet. Bagaimana juga dengan management keamanan untuk traffic yang menuju ke Server tersebut ?.
Pada mikrotik, kebutuhan tersebut bisa diatasi dengan cara port forwading menggunakan fitur NAT. Agar bandiwidth bisa di manage dan firewall filtering bisa dilakukan, kita tempatkan server dibawah router mikrotik. Artinya, server berada di jaringan lokal, contoh topologi :
Agar Server bisa diakses dari internet, set fowarding di router mikrotik dengan fitur firewall NAT. Fowarding ini akan membalokkan traffic yang menuju ke IP publik yang terpasang di router menuju ke IP lokal server. Dengan begitu, seolah-olah client dari internet berkomunikasi dengan server meminjam IP public router mikrotik. Langkah pembuatan rule, masuk ke menu IP --> Firewall --> klik tab "NAT", tambahkan rule baru dengan menekan tombol "add" atau tanda "+" berwarna merah.
Sekedar tips, jika tidak yakin dengan port dan protokol yang digunakan oleh server, bisa di kosongkan terlebih dahulu. Dengan begitu, semua traffic akan difoward ke server. Jika NAT sudah berhasil, baru kemudian kita tentukan protokol dan port yang harus di foward ke server. Dengan konfigurasi diatas, rule fowarding sudah selesai. Akan tetapi jika kita memiliki lebih dari satu ip public, kita butuh satu rule lagi. Rule yang difungsikan untuk mengarahkan traffic respon dari server ke jalur yang sama dengan traffic request. Misal request masih dari IP Public A, maka respon dari server juga harus keluar dari IP Public A. Jika ternyata traffic respon keluar dari IP Public B, maka traffic tersebut tidak dikenali oleh cilent yang mencoba mengakses server. Rule yang harus dibuat seperti berikut :
Rule NAT untuk fowarding sudah selesai, jika kita memiliki lebih dari satu server sedangkan kita hanya memiliki satu IP public, kita bisa foward berdasarkan port. Misal untuk server A dapat diakses melalui port 5678, kemudian server B melalui port 8910. Dengan logika tersebut, ketika router menerima koneksi dari port 5678, maka koneksi tadi akan diteruskan ke Server A, begitu juga ketika router menerima koneksi dari port 8910, maka akan diteruskan ke server B. Sekarang coba akses server dari jaringan internet menggunakan ip public yang terpasang di mikrotik.
Hairpin NAT
Kemudian kira - kira bisa tidak server diakses dari jaringan Lokal menggunakan ip public di mikrotik tadi ?. Jawabannya adalah tidak bisa. Kenapa ?
Pada saat diakses dari internet, misal client memiliki IP Public 2.2.2.2, aliran trafficnya akan seperti berikut :
Dari aliran data diatas, ketika Server diakses dari internet data bisa dikirim dengan baik oleh router.
Tetapi lain hal, jika diakses dari jaringan Lokal, misal client memiliki IP Address 192.168.88.2, maka aliran data akan menjadi seperti berikut :
Yang terjadi adalah server langsung mengirim traffic respon langsung ke client tanpa melewati router, karena source address ada dan dikenali di jaringan Server (masih dalam 1 segmen IP). Traffic respon yang dikirim dari server akan ditolak oleh client, karena sebelumnya client me-request ke router mikrotik terlebih dahulu, bukan langsung ke Server. Client hanya mau menerima respon dari ip yang sebelumnya dituju, yakni 202.123.123.123. Nah solusinya adalah dengan menambahkan Rule NAT untuk traffic dari Lokal menuju Server.
Rule NAT diatas akan mengubah source ip address yang sebelumnya adalah ip komputer client, digantikan dengan ip router Mikrotik ketika data diteruskan dari router Mikrotik ke server. Maka server akan mengirimkan data respon ke router Mikrotik, bukan langsung ke komputer clinet. Dengan rule nat baru tersebut, maka aliran data akan menjadi seperti berikut :
Dengan begitu, client dari jaringan lokal bisa mengakses ke Server dengan IP Public yang terpasang di router Mikrotik. Konfigurasi diatas disebut dengan Hairpin NAT.

onet solution September 27, 2018 CB Blogger Indonesia
Forwarding Dengan Fitur NAT

Forwarding Dengan Fitur NAT

onet solution September 27, 2018 Add Comment
Ada kalanya server yang ada di jaringan kita perlu bisa diakses dari jaringan publik. Misalnya karena ada karyawan yang bersifat mobile dan...
Read More

Pada artikel sebelumnya kami pernah membahas tentang bagaimana cara supaya webserver local dapat diakses dari jaringan public yang terpasang di Router, artikel tersebut dapat teman-teman baca pada artikel kami yang berjudul Forwadding dengan fitur NAT
Namun bagaimana jika kita memiliki beberapa Router local kemudian baru terdapat web server atau file server dibawah Router Local tersebut? Nah pada percobaan kali ini kami mencoba untuk membuat port forwading dengan multiple Router. Topologi pada lab kami seperti berikut ini

Misalkan, IP Address 192.168.129.133 merupakan IP Public yang didapat dari ISP. Nah, bagaimana agar Server yang ada dibawah Router B bisa diakses dari internet?
 
Untuk konfigurasi Port Forwadding Multiple Router, pertama-tama pastikan bahwa antar Client-Router-Server sudah bisa saling ping, jika belum silahkan routing terlebih dahulu.
berikut table routing di sisi Router-Backbone
 
 
Berikut table routing di sisi Router-B
 

Jika pada langkah ini Anda menemukan kesulitan saat melakukan routing, silahkan baca artikel kami yang berjudul Simple Static Routing
Setelah semua perangkat sudah terkoneksi dengan baik, sudah dapat ping antara client dan server maka langkah selanjutnya agar Server bisa diakses dari internet, set fowarding di Router Backbone dengan fitur Firewall NAT. Fowarding ini akan membelokkan traffic yang menuju ke IP publik yang terpasang di Router menuju ke IP lokal server. Dengan begitu, seolah-olah User dari internet berkomunikasi lagnsung dengan server.
 
Langkah pembuatan rule, masuk ke menu IP --> Firewall --> klik tab "NAT", tambahkan rule baru dengan menekan tombol "add" atau tanda "+" berwarna merah.
 
 
Atau bisa menggunakan Script berikut:
/ip firewall nat
add action=dst-nat chain=dstnat comment="Port Forwarding Web server" dst-port=80 in-interface=ether1 protocol=tcp to-addresses=192.168.88.253 to-ports=80 
Pada penambahan rule dstnat ini forwarding langsung ditujukan ke IP Address dan port Router, tidak perlu melakukan dua kali NAT ke Router B terlebih dahulu, sebab komunikasi anatar Router Backbone dengan Server sudah diset pada konfigurasi Routing sebelumnya.
Setelah berhasil membuat rule diatas, langkah selanjutnya adalah tahap pengujian. Silahkan coba akses Webserver dari luar jaringan dengan mengakses alamat IP Public Router dengan port 80, jika sesuai dengan simulasi ini maka bisa akses http://192.168.129.133/ melalui browser. Konfigurasi tidak harus sama seperti diatas, silahkan sesuaikan dengan kondisi jaringan Anda saat ini.
 

onet solution September 27, 2018 CB Blogger Indonesia
Port Forwadding Multiple Router Mikrotik

Port Forwadding Multiple Router Mikrotik

onet solution September 27, 2018 Add Comment
Pada artikel sebelumnya kami pernah membahas tentang bagaimana cara supaya webserver local dapat diakses dari jaringan public yang terpasang...
Read More
Subscribe to: Posts ( Atom )

Video

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Total Pageviews

Powered by Blogger.
  • Popular
  • Latest
  • Category

Popular Posts

  • Blokir Iklan (Ads) dengan Teknik DNS Static – Mikrotik RouterOS
    Blokir Iklan (Ads) dengan Teknik DNS Static – Mikrotik RouterOS
    Blokir Iklan (Ads) dengan Teknik DNS Static – Mikrotik RouterOS Tutorial singkat yang membahas tentang panduan untuk mengurangi ditampil...
  • 4 Wireless Tools – Mikrotik router OS
    4 Wireless Tools – Mikrotik router OS
    4 Wireless Tools – Mikrotik routerOS (1) Scanner (2) Freq Usage (3) Snooper (4) Wireless Sniffer jumpa lagi dengan saya di tutorial mik...
  • Cisco CCNA Exploration 1 – 4 (640 – 802)
    Silahkan download soal – jawab latihan Cisco CCNA Exploration ::: Persiapan menghadapi ujian/exam CCNA Chapter 2 Chapter 3 Chapter 4 ...
  • Mengatasi Mikrotik Kena Exploit
    #Bug #Mikrotik #Vulnerability Selamat sore gaes, akhir-akhir ini router mikrotik lagi rawan banget kena hack / exploit. Nah, kali ini saya ...
  • SETTING PROGRAM INCOMING RING KX-TES824
    SETTING PROGRAM INCOMING RING KX-TES824
    Sekarang saya mencoba sharing Cara setting incoming ring/bunyi telepon dari external pada siang hari mengunakan KEYPHONE KX-T7730. Carany...

Loading...

Blog Archive

  • ▼  2018 (59)
    • ▼  December (2)
      • test
      • XVR Dahua
    • ►  October (2)
    • ►  September (13)
    • ►  August (10)
    • ►  July (24)
    • ►  June (8)

Labels

BASIC ESSENTIALS (2) CCTV (16) CISCO (4) COMPUTER (1) Headline (6) MIKROTIK (15) NETWORK (4) TUTORIAL (10) VIDEO MIKROTIK (3) VIDEO TUTORIAL (1) WEBSITE (1) WIRELESS (1)

Loading...

Popular Posts

  • Blokir Iklan (Ads) dengan Teknik DNS Static – Mikrotik RouterOS
  • 4 Wireless Tools – Mikrotik router OS
  • Cisco CCNA Exploration 1 – 4 (640 – 802)
  • Mengatasi Mikrotik Kena Exploit
  • SETTING PROGRAM INCOMING RING KX-TES824

Contact Form

Name

Email *

Message *

ONET

ONET
Copyright © 2016 . | All rights reserved
  • Home
  • About
  • Contact
  • Sitemap